Logo
AD banner - hellobet

Lamar Jackson Kehilangan $750.000 Lagi karena Lewati Latihan di Luar Musim

🖊️ Penulis:ace 📅 Waktu Terbit:2025-06-09 🏷️ Kategori: news

## Lamar Jackson Kembali Absen, Kehilangan Bonus Rp11 Miliar: Komitmen atau Strategi?

Baltimore, Maryland – Lamar Jackson, quarterback andalan Baltimore Ravens, kembali membuat publik bertanya-tanya.

Dengan absennya ia dari latihan offseason, Jackson kembali kehilangan bonus latihan sebesar 750,000 (setara dengan Rp11 miliar).

Ini bukan kali pertama Jackson memilih untuk tidak berpartisipasi dalam program sukarela ini, dan setiap ketidakhadirannya memicu perdebatan sengit tentang komitmennya terhadap tim dan masa depannya di NFL.

Pelatih kepala Ravens, John Harbaugh, terkesan santai menanggapi absennya Jackson.

Ia menyatakan bahwa ia “mungkin tidak mengukur” kehadiran Jackson di latihan offseason.

Sikap Harbaugh ini bisa diinterpretasikan dengan berbagai cara.

Mungkin ia percaya sepenuhnya pada kemampuan Jackson untuk mempersiapkan diri secara mandiri.

Lamar Jackson Kehilangan $750.000 Lagi karena Lewati Latihan di Luar Musim

Atau, mungkin Harbaugh menghindari konfrontasi publik, mengingat rumitnya negosiasi kontrak Jackson di masa lalu.

Namun, terlepas dari sikap Harbaugh, fakta tetaplah bahwa Jackson kehilangan sejumlah besar uang.

Bonus latihan, meskipun bersifat sukarela, dirancang untuk mendorong pemain agar berpartisipasi dalam program tim, membangun chemistry, dan meningkatkan performa secara keseluruhan.

Dengan absennya Jackson, ia tidak hanya kehilangan bonus, tetapi juga kesempatan berharga untuk menyelaraskan diri dengan rekan satu tim dan mempelajari taktik baru.

Dari sudut pandang pribadi, saya melihat ini sebagai strategi yang berisiko.

Jackson memang talenta luar biasa, dengan kemampuan lari dan lemparan yang eksplosif.

Namun, sepak bola adalah olahraga tim.

Keberhasilan Ravens sangat bergantung pada keselarasan dan kepercayaan antara quarterback dan pemain lainnya.

Absennya Jackson dari latihan offseason dapat mengikis kepercayaan tersebut dan berdampak negatif pada kohesi tim.

Tentu saja, Jackson mungkin memiliki alasan yang sah untuk absen.

Mungkin ia sedang fokus pada program latihan pribadinya, atau mungkin ia sedang bernegosiasi masalah kontrak di belakang layar.

Namun, tanpa penjelasan yang jelas, absennya Jackson terus memicu spekulasi dan keraguan.

Statistik menunjukkan bahwa quarterback yang berpartisipasi aktif dalam program offseason cenderung memiliki performa yang lebih baik selama musim reguler.

Mereka memiliki pemahaman yang lebih baik tentang playbook, chemistry yang lebih kuat dengan rekan satu tim, dan lebih siap secara fisik dan mental.

Pertanyaan besarnya adalah: Apakah talenta luar biasa Jackson cukup untuk mengkompensasi kurangnya partisipasi dalam program offseason?

Hanya waktu yang akan menjawabnya.

Namun, satu hal yang pasti: absennya Jackson kembali menyoroti kompleksitas hubungan antara pemain, tim, dan uang di NFL modern.

Ini adalah situasi yang rumit dengan banyak lapisan, dan dampaknya akan terasa sepanjang musim.

Apakah strategi Jackson akan membuahkan hasil, atau justru menjadi bumerang?

Kita akan segera mengetahuinya.