Logo

“Visma mencoba melakukan, saya tidak tahu apa…” – Tadej Pogačar kesal dengan taktik rival untuk mencoba menahannya di jersey kuning Tour de France

🖊️ Penulis:ace 📅 Waktu Terbit:2025-07-12 🏷️ Kategori: news

**Pogaar Geram: Taktik Visma yang Misterius dan Kehilangan Jersey Kuning yang Disengaja**Tadej Pogaar, sang juara Tour de France dua kali, menunjukkan sedikit iritasi namun tetap tenang setelah kehilangan jersey kuning di etape keenam.

Bukan performa buruknya yang menjadi sorotan, melainkan taktik aneh yang dijalankan oleh tim Jumbo-Visma, rival utama UAE Team Emirates dalam perebutan gelar juara.

“Visma mencoba melakukan, entahlah apa,” ujar Pogaar dengan nada sedikit bingung usai etape tersebut.

Ungkapan ini mencerminkan kebingungan banyak pihak mengenai strategi tim yang dipimpin oleh Jonas Vingegaard itu.

"Visma mencoba melakukan, saya tidak tahu apa…" - Tadej Pogačar kesal dengan taktik rival untuk mencoba menahannya di jersey kuning Tour de France

Mereka tampak berusaha keras untuk menjaga Pogaar tetap di depan, yang secara tak langsung justru membantu Mathieu van der Poel meraih kemenangan etape dan jersey kuning.

Kehilangan jersey kuning ini sebenarnya bukan sebuah tragedi bagi Pogaar dan UAE Team Emirates.

Bahkan, secara strategis, ini bisa jadi langkah yang menguntungkan.

Pogaar sendiri mengaku senang melihat sahabat dan sekutu balapnya, Mathieu van der Poel, mengenakan jersey kebanggaan tersebut.

“Saya senang Mathieu (van der Poel) yang memilikinya sekarang.

Dia teman baik dan pembalap yang luar biasa,” tambahnya.

Namun, kebingungan tetap menyelimuti taktik Jumbo-Visma.

Mengapa mereka begitu ngotot menjaga Pogaar di depan, padahal dengan membiarkan pembalap lain yang lebih lemah memimpin, mereka bisa menghemat energi dan mengurangi tanggung jawab menjaga ritme balapan?

Ada beberapa spekulasi yang muncul.

* **Menghindari Beban:** Jumbo-Visma mungkin tidak ingin memikul beban mempertahankan jersey kuning terlalu dini.

Dengan membiarkan tim lain yang memimpin, mereka bisa menghemat energi dan fokus pada etape-etape penting di pegunungan.

* **Memancing Reaksi:** Taktik ini bisa jadi upaya untuk memancing reaksi dari tim-tim lain, terutama INEOS Grenadiers, yang memiliki skuad yang kuat namun belum menunjukkan dominasi yang diharapkan.

* **Memecah Konsentrasi:** Mungkin juga ini adalah upaya untuk memecah konsentrasi Pogaar dan timnya.

Dengan membuat mereka bertanya-tanya tentang motif Jumbo-Visma, mereka berharap bisa mengganggu persiapan dan strategi UAE Team Emirates.

Apapun alasannya, taktik Jumbo-Visma ini jelas menimbulkan tanda tanya besar.

Apakah mereka bermain aman, mencoba memancing reaksi, atau justru melakukan kesalahan perhitungan?

Hanya waktu yang akan menjawabnya.

Sementara itu, Pogaar tampak tidak terlalu khawatir.

Ia tahu bahwa Tour de France masih panjang dan banyak hal bisa terjadi.

Kehilangan jersey kuning bukanlah akhir dari segalanya, melainkan awal dari babak baru dalam persaingan yang semakin sengit.

Dengan dukungan tim yang solid dan mentalitas juara, Pogaar siap untuk menghadapi tantangan apapun dan merebut kembali jersey kuning di waktu yang tepat.

Statistik menunjukkan bahwa Pogaar masih menjadi salah satu favorit juara.

Kemampuan tanjakannya yang luar biasa, dikombinasikan dengan keahliannya dalam time trial, menjadikannya ancaman serius bagi siapapun.

Namun, ia juga harus waspada terhadap strategi licik dan taktik misterius yang mungkin dilancarkan oleh para rivalnya.

Tour de France 2023 ini akan menjadi pertarungan mental dan fisik yang luar biasa.